Sunday, August 4, 2019

Mau?

Alasan kita tidak memaafkan seseorang hanya ada dua, karena lupa bahwa kita telah "diselamatkan" atau  karena kita memang belum diampuni Tuhan.

Sebagai seorang melankolis, musisi, pencinta keindahan (dan sebaliknya, peka akan keburukan), Saya membagikan poin yg "berbahaya" ini dengan empati penuh pada Anda yang masih menyimpan pedih sakit hati.

Percayalah, jika ada hal yang saya mohonkan pada Tuhan setiap bangun pagi, adalah bagaimana memiliki perasaan "tebal" seorang kolerik dan ingatan "setipis" seorang sanguinis, dan permohonan itu dilandasi satu alasan.

Bagi kami perasaan tersakiti, dikhianati, direndahkan, dan sejenisnya, semuanya terasa intens senyata luka cidera fisik.

Karena itu, ini bukanlah penghakian atas ketidakmampuan Anda.  Tuhan sedang memanggil kita keluar dari selubung keberagamaan, masuk ke dalam pengalaman rahmat Kristiani yang otentik, utamanya bagi para melankolis adalah pergulatan dalam memaafkan.

Terlepas dari debat soal iman akan keselamatan, Tuhan memberikan kita sebuah cermin berjudul "hamba yang tidak berbekas kasih" (Matius 14:21-35). Jika benar kata Yesus, bahwa pengampunan dosa yang sudah Saya terima adalah sebesar yang diterima hamba itu, dan sebesar apapun salah orang lain, sejahat apapun, sebesar apapun kecewa yang ditimbulkan, itu hanyalah "hutang kecil" yang sepantasnya diputihkan saja, maka di mana posisi Saya hari ini?

Apakah hari ini Saya kedapatan melembutkan hati dan taat, atau justru berdiri bangga, terang-terangan menentang kebenaran Kristus, menyatakan "Kau tak mengerti, Tuhan" pada Dia yang telah menyerahkan segalanya untuk kita yang tidak pantas menerimanya? .
Bukan (hanya) kesalahan kecil yang membuat kita pantas binasa, namun juga karena kita mewarisi hati yang anti Tuhan dan cenderung memberontak.

Dan untuk hati sekelam itulah Kristus sudah berkorban agar Roh Kudus dapat memberikan kita hati baru yang taat dan hidup baru yang penuh sukacita.

Sama seperti janji keselamatan, mari kita menerima janji Tuhan dengan iman bahwa mereka yang menerima pengampunan akan mampu mengampuni.  Jangan berusaha dan lelah sendiri, datang dan alami cinta Tuhan yang membebaskan.  God bless.
.
Rekan sekelas Anda dalam mata kuliah "mengampuni",
-FZ-


Felix K. Zaoputra, ST., SKom
Pendidik, Musisi, Mahasiswa Pascasarjana Teologi.